Jumat, 07 Februari 2014

PENDIDIKAN BERKARAKTER DIAWALI PADA SEBUAH LEMBAGA YANG BERNAMA KELUARGA

Lingkungan Keluarga Pengaruhi Pendidikan Karakter Anak
Lingkungan keluarga menjadi faktor penting dalam menanamkan pendidikan karakter anak, di luar faktor pendidikan di sekolah serta lingkungan sosial. Lingkungan keluarga ini, bisa dimulai dari situasi dalam keluarga dan pola pendidikan yang dilakukan.
Jika pola pendidikan karakter di tengah keluarga sudah terbangun dengan baik, dengan sendirinya anak akan lebih mudah untuk menerima pendidikan karakter di sekolah..
“Sebab persoalan yang sekarang jamak terjadi saat ini banyak orang tua yang stres dan depresi akibat persoalan hidup yang kompleks. Pada situasi ini bagaimana mungkin orang tua mampu memberikan pendidikan karakter yang dibutuhkan,” Untuk menanamkan pendidikan karakter yang baik dari keluarga perlu dilihat dulu kondisi orang tua. Yang paling penting , membuang depresi kedua orang tua di tengah persoalan hidup yang komplek.
Sayangnya, yang terjadi sekarang ini orang tua sering mengabaikan dan menyerahkan pendidikan karakter anak kepada sekolah. Persoalan baru pun muncul saat para pengajar (guru) yang harusnya bisa memberikan pendidikan karakter ini juga sudah membawa stres dari rumahnya.
Ditambah dengan lingkungan sosial si anak yang kurang mendukung, jadilah masalah pendidikan karakter ini mandeg. “Kalau sudah kompleks tidak ada yang mau disalahkan dalam kegagalan,” 
Kegagalan keluarga dalam menanamkan pendidikan karakter memang bisa dimulai dari hal yang kecil di tengah keluarga.
Ia mencontohkan, bagaimana orang tua menyuruh anak rajin bersembahyang tetapi orang tuanya sendiri juga jarang melakukannya. Atau orang tua yang memperingatkan anaknya untuk tidak merokok tapi dilakukan orang tua sambil merokok.
Secara luas, orang tua, keluarga, guru, lingkungan pendidikan dan masyarakat merupakan cita idealisme anak. Oleh anak mereka dijadikan sosok atau figur ideal selama dalam proses identifikasi, asimilasi dan sublimasi.
Manakala ‘figur’ anak itu menampakkan sesuatu yang mendatangkan kekecewaan, maka anak- anak –pemuja– itu akan mengalami split personality. Atau istilah kerennya berkepribadian ganda, sang anak akan berprilaku santun di hadapan orang tua mereka demi untuk memperoleh suatu penghargaan dari orang tua sebagai anak yang baik. Tetapi di luar rumah,mereka berubah menjadi pribadi yang liar yang meledak ledak. Sebuah dilema yang telah berubah menjadi fenomena begitu biasa belakangan ini
ANALISIS
Keluarga sebagai awal kehadiran individu individu baru seharusnya mampu memberikan naungan yang membuat nyaman akan keberadaan anak-anak,mampu menjadi idola,sahabat mereka. Sehingga ketika anak mengalami suatu ketidakmengertian,mereka memiliki keyakina bahwa keluarga mampu memberikan penjelasan. Mampu menggenggam tangan mungil mereka dalam suasana yang penuh pengertian. Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Namun banyak orang tua yang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter. Sehingga terlalu jamak di dalam evaluasi di sekolah selalu nilai yang ditanyakan oleh orang tua. "Dapat berapa ulangannya?". Akan lebih bijaksana jika orang tua mengikuti perkembangan hari per hari dari proses pembelajaran anaknya di sekolah. Hanya dengan satu pesan singkat,"Jika ada yang susah dimengerti,biar Bapak/Ibu bantu". Walau hanya dengan mencarikan orang yang lebih mengerti dari mereka. Sebuah penghargaan terhadap kesungguhan anak di dalam belajar,di tengah tekanan pembelajaran yang begitu rumit di sekolah.
Semoga bermanfaat..
                                                                                                                                @goes_dek

MASA REMAJA..MASA PENUH TANDA TANYA




Sebuah artikel yang menarik untuk kita cermati bersama, sebagai insan yang sedang bertumbuh di dalam dunia yang baru dimana banyak sekali jebakan jebakan. Dengan kemungkinan kegagalan dalam merajut masa depan. Sebuah dunia yang begitu mempesona dengan banyaknya pengalaman pertama. Sebuah dunia yang saya namakan, 
DUNIA REMAJA

“Remaja adalah genarasi penerus orang tua” istilah ini sering di perbincangkan di berbagai perbincangan media masa ataupun media elektronik. Bahkan ilmu pengetahuan- ilmu pengetahuan modern pun selalu memperbaharui dan mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan remaja.

Sebagai generasi penerus seharusnya remaja memiliki katangguhan fisik dan psikologis. Namun tidak semua remaja bisa di andalkan sebagai generasi penerus orangtua karena tidak sedikit kasus-kasus kenakalan di alami oleh remaja, terutama mereka yang berada di tahap remaja awal. Tidak sedikit juga prestasi-prestasi diraih oleh remaja. Itulah keunikan remaja,ada yang berprestasi ada juga yang perlu dididik karena kenakalanya. Kemudian seharusnya siapa yang bertugas dan bertanggungjawab mendidik remaja secara moral, secara akademik, dan secara spiritual?Salah satu pihak yang bertanggungjawab adalah guru atau tenaga pendidik.

Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik karena pubertas serta perubahan kognitif dan sosial. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun.

Diskripsi Pertumbuhan Fisik Remaja
Seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi dan berat badan) yang sangat pesat pada usia remaja yang dikenal dengan istilah growth spurt.
Growth spurt merupakan tahap pertama dari serangkaian perubahan yang membawa seseorang kepada kematangan fisik dan seksual.
Seperti halnya tinggi badan, pertumbuhan berat badan juga meningkat pada usia remaja. Pertumbuhan berat badan ini lebih sulit diprediksi daripada tinggi badan, dan lebih mudah dipengaruhi oleh diet, latihan fisik, dan pola hidup.
Pada usia remaja, tubuh remaja putri lebih berlemak daripada remaja putra. Selama masa pubertas, lemak tubuh remaja putra menurun dari sekitar 18 – 19 % menjadi 11 % dari bobot tubuh. Sementara pada remaja putri, justru meningkat dari sekitar 21 % menjadi sekitar 26 – 27 %.
Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend secular.
Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan (morbiditas) di usia bayi dan anak-anak.

Diskripsi Pertumbuhan Psikologi Remaja
Perkembangan remaja secara umum
Seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi dan berat badan) yang sangat pesat pada usia remaja yang dikenal dengan istilah growth spurt.Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja. Kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Psikolog Perancis Jean Piaget menentukan bahwa masa remaja adalah awal tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan/deduksi. Piaget beranggapan bahwa tahap ini terjadi di antara semua orang tanpa memandang pendidikan dan pengalaman terkait mereka. Namun bukti riset tidak mendukung hipotesis ini; bukti itu menunjukkan bahwa kemampuan remaja untuk menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul.

 Perkembangan seksual
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya dorongan seks. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Namun sejak tahun 1960-an, aktivitas seksual telah meningkat di antara remaja; studi akhir menunjukkan bahwa hampir 50 persen remaja di bawah usia 15 dan 75 persen di bawah usia 19 melaporkan telah melakukan hubungan seks. Terlepas dari keterlibatan mereka dalam aktivitas seksual, beberapa remaja tidak tertarik pada, atau tahu tentang, metode Keluarga Berencana atau gejala-gejala Penyakit Menular Seksual (PMS). Akibatnya, angka kelahiran tidak sah dan timbulnya penyakit kelamin kian meningkat.

c. Perkembangan Emosional
Psikolog Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas. Psikolog Amerika kelahiran Jerman Erik Erikson memandang perkembangan sebagai proses psikososial yang terjadi seumur hidup.
Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang tergantung menjadi orang yang tidak tergantung, yang identitasnya memungkinkan orang tersebut berhubungan dengan lainnya dalam gaya dewasa. Kehadiran problem emosional bervariasi antara setiap remaja.

Kenakalan Remaja
Seks Bebas
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, ikut berkembang pula perkembangan remaja – remaja di Indonesia. Ada yang menjurus ke hal positif dan juga ke hal yang negatif. Contoh dampak negatifnya adalah seks bebas. Dikalangan remaja seks bebas telah banyak dilakukan oleh remaja bebas, bisa dibilang sebagai rahasia umum kali ya?

Saat remaja merupakan saat yang paling rentan, kenapa? Ya karna pada saat remaja, emosi kita paling besar. Kita berusaha tampil lebih baik daripada orang lain, kita tidak mau kalah dengan orang lain. Emosi yang tidak stabil itu menyebabkan mudah masuknya pengaruh dari luar. Diusia remaja, akibat pengaruh hormonal, juga mengalami perubahan fisik yang cepat dan mendadak. Perubahan ini ditunjukkan dari perkembangan organ seksual menuju kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ genetalia sekunder. Hal ini menjadikan remaja sangat dekat dengan permasalahan seputar seksual. Namun terbatasnya bekal yang dimiliki menjadikan remaja memang masih memerlukan perhatian dan pengarahan.
Remaja di Indonesia cenderung berpikir sempit, remaja memang cenderung berpikir masa kini saja. Barulah bila semakin bertambah usia, masa depan semakin diperhitungkan. Di masa dewasa lah orang biasanya mulai menyesali perilakunya di kala remaja.

Gambaran seks bebas dikalangan remaja
Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Mungkinkah karena longgarnya control mereka pada mereka? Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi duapuluh persen pada tahun 2000.
Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen.“sementara penelitian yang saya lakukan pada tahun 1999 lalu terhadap pasien yang datang ke Klinik Pasutri, tercatat sekitar 18 persen remaja pernah melakukan hubungan seksual pranikah,” kata pemilik Klinik Pasutri .
Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beberapa penelitian menunjukkan, remaja putra maupun putri pernah berhubungan seksual. Di antara mereka yang kemudian hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di Jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang datang di suatu klinik untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof. Wimpie, induksi haid adalah nama lain untuk aborsi. Sebagai catatan, kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya remaja,” kata Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali ini.
· Penyebab prilaku seks bebas
Remaja memiliki emosi yang luar biasa besar, seseorang cenderung menginginkan perhatian yang lebih. Jika dalam keluarga seorang remaja tidak memperoleh perhatian yang diinginkan, mereka cenderung mencarinya di luar lingkungan keluarga.Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya, cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya.
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah ?Anak Gaul?. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas.
Jika saja para orang tua lebih memberikan perhatian pada anak – anaknya maka, anak – anak mereka tidak mungkin terjerumus dalam pergaulan bebas yang bisa merusak sang anak. Dari pergaulan bebas ini para remaja mengenal seks bebas, narkoba, dugem, alcohol dan lain- lain. Jadi pada intinya permasalahan remaja itu tidak lepas dari peran serta keluarga sekitar.

· Akibat Perilaku Seks Bebas
Menurut Dr Boyke Dian Nugraha, jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit menular seksual bisa mencapai empat hingga lima kali lipat. Selain itu, seks pranikah akan meningkatkan kasus penyakit menular seksual, seperti sipilis, GO (ghonorhoe), hingga HIV/AIDS. Androlog Anita Gunawan mengatakan, kasus GO paling banyak terjadi.
Disisi lain, Boyke menambahkan, perilaku seks bebas ini bisa berlanjut hingga menginjak perkawinan. Tercatat sekitar 90 dari 121 masalah seks yang masuk ke Klinik Pasutri (pasangan suami istri)pada tahun 2000 lalu, dialami orang-orang yang pernah melakukan hubungan pranikah (pre marital).
Hamil diluar nikah merupakan masalah yang bisa juga ditimbulkan dari perilaku seks bebas. Banyak dari remaja kita melakukan aborsi untuk menutupi kehamilannya. Tapi apakah kalian tahu jika aborsi bisa mengancam jiwa sang ibu dan janin yang ada dirahim ibu. Biasanya aborsi dilakukan ketika janin berusia 1 – 3 minggu. Setelah itu janin akan lebih susah diaborsi. Yang lebih parah jika aborsi yang dilakukan ketika janin telah berusia lebih dari 3 minggu dan terdapat sisa anggota tubuh janin yang tidak bisa keluar hal itu akan menyebabkan kanker bagi sang ibu. Ngeri ga sih?
Jadi sebelum melakukan sesuatu pikir lebih logis, jangan melakukan semua hanya atas nama cinta. Penyesalan akan selalu datang belakangan. Jangan buat masa mudamu hancur karna kenikmatan sesaat.

 di sunting @goes_dek



Senin, 03 Februari 2014

GORESAN MANIS DI SMAN 1 BUSUNGBIU
                Sebuah goresan manis mengukir awal tahun 2014. Oleh beberapa siswa SMPN 1 Banjar,dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-16 SMAN 1 Busungbiu. Berawal dari selembar undangan dari SMAN tersebut,bahwa  dalam rangka perayaan hari jadi ke-16, diselenggarakanlah rangkaian lomba untuk tingkat SMP se kecamatan Busungbiu,Banjar dan Seririt. Beragam lomba digelar dengan tujuan selain untuk menunjukkan potensi dari sekolah penyelenggara,juga brtujuan untuk menyaring bibit potensial yang tersebar di sekolah-sekolah tingkat SMP di 3 kecamatan tersebut. Disertai dengan promosi akan kemudahan kemudahan yang akan diberikan kepada pemenang pada setiap jenis lomba. Sebuah promo yang  patut mendapat perhatian kita bersama untuk memajukan kualitas anak didik kita kelak. Sesuai dengan fungsi dari pendidikan nasional  “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bengsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
                Setiap persiapan untuk sebuah perlombaan dalam skala besar atau kecil tentulah memerlukan preparation yang memakan waktu,tenaga,pemikiran baik dari Bapak/Ibu guru pembina maupun siswa siswi calon peserta lomba. Kenapa calon peserta? Sudah jamak jika rekrutment di lakukan dengan lumayan ketat, persaingan antar kandidat sudah terasa bahkan sejak surat undangan baru saja tiba di sekolah kita SMPN 1 Banjar. Perhatian guru-guru pembina yang masing-masing telah ditunjuk oleh Bapak Kepala Sekolah kita mulai di fokuskan kepada siswa siswi yang memiliki potensi untuk masing-masing lomba tersebut. Luar biasa sekali ketika berada di tengah keriuhan mereka untuk menunjukkan kemampuannya,dengan satu tujuan yaitu mampu mewakili sekolah kita yang tercinta ini. Akhirnya formasi garda depan peserta lomba berhasil di kerucutkan, adapun siswa siswi yang memperoleh kesempatan emas itu adalah:
Ketut Krisna Prasetya                     Lomba TIK
Kadek Ade Lia Patricia                   Lomba TIK
Putu Yuyun Niartha Dewi                Lomba Karaoke Lagu Bali
Made Wangi Eka Budi                    Story Telling Contest
Kadek Dewi Kristiani                      Story Telling Contest
                Hari selanjutnya pun seolah aura kawah candradimuka terasa kental menyapa masing-masing peserta lomba,karena selalu di isi dengan pematangan,penyempurnaan-penyempurnaan. Tingkat tekanan masing-masing  peserta,meningkat drastis. Begitu biasa dan begitu dapat di mengerti bahwa untuk sebuah prestasi, pressure perlu utk membangkitkan sebuah kemampuan menjadi optimal dan maksimal.
Dan hari itupun tiba….
Sabtu tanggal 25 Januari 2014 menjadi ajang pembuktian konsistensi dan konsentrasi pelatihan terutama untuk lomba karaoke lagu bali. Dan Putu Yuyun Niartha Dewi pun melangkah,menapak pasti panggung pembuktian itu. Kalau di pikir berada di SMAN 1 Busungbiu saat itu terasa begitu menggetarkan. Peserta dari sekolah lainnya bagus-bagus. Dag dig dug juga menunggu Yuyun menyelesaikan lagu-lagunya ,berharap  tidak terjadi kesalahan. Katanya ada salah ya,but finally it doesn’t really a matter any way. Dengan nomer undi 2 yg dikantongi oleh Yuyun,dia pun menuruni panggung usai menyelesaikan 2 lagu. Menunggu peserta ke 3 dan ke 4,hanya 4 peserta sih tapi mereka qualified juga. Teng,ting,teng ,sssttt pengumuman juara sekarang……
Terlalu fokus ke nama Putu Yuyun Niartha Dewi membuat saya tidak menyimak juara 3 nya siapa….aduh bagaimana ini? Juara 3 sudah tidak,juara 2? Harus bersaing dengan 3 nama. Dan akhirnya, yyeeessss…SMPN 1 Banjar pun terdengar mengalun merdu dari bibir panitia sebagai juara ke-2. Selebrasinya cukup sederhana,horeeee saja,salaman. Trus Yuyun menerima undangan untuk menghadiri resepsi ultah SMAN1 Busungbiu. Sudah senang? Tentu belum,masih ada 2 lomba lagi.
27 Januari 2014…
Hari yang begitu luar biasa karena hari itu adalah hari dimana Wangi,Krisna,Dewi dan Adelia akan mengukir kemampuannya di panggung kehormatan di ajang story telling contest dan lomba tik. Semangat,semangat. Bantu yuyun mengurai kesendiriannya di resepsi tgl 28 januari 2014 ya.

                Flashback pada arti sebuah persiapan utk storytelling yg begitu mengharu biru. Sempat sakit,down mentalnya mungkin karena udah 2 kali tampil d ajang story telling dengan predikat akhir sebagai peserta pelengkap  dan penampilan yang ke 3 ini rupa-rupanya di bekali juga oleh trauma itu. Itulah seorang Made Wangi Eka Budi. Tapi berani-beraninya ganti naskah d tengah jalan, memang patut d acungi jempol, two thumbs up deh. Yakin akan di buktikan oleh Wangi bahwa dia tidak akan menyia-nyiakan 1 hari yang luar biasa,bahwa dia mampu membuat trauma itu termangu di benaknya karena tidak mampu merubah apapun. Bagaimana ya kira-kira saat hari itu tiba…
               Story telling contest berlangsung begitu seru. Semua peserta benar benar bertekad baja untuk menjadi salah satu dari 3 terbaik. Undian no 6 adalah wakil pertama sekolah kita, Kadek Dewi Kristiani. Nice,kata MC.Tapi kok disuruh mengulangi cara lompat kodok? Wah,wakil kita di kerjain nih.. Dan dengan no undian 7 nya,Made Wangi Eka Budi melangkah dengan keyakinan yang luar biasa. Cerita Cinderrela mengalir apik dari bibirnya,mendekati ending ada yang hampir terlupa ya,Wangi?ayo kamu pasti bisa karena kamu di takdirkan untuk menorehkan goresan manis di panggung kehormatan itu di 27 Januari 2014. Tapi di saat pengumuman tidak satupun wakil kita di sebut namanya. Wah kacau nih..salah juri atau salah MC ya? Tidak apa,Wangi..semua pasti baik-baik saja.
                Menunggu pengumuman dari ajang lomba tik,kami masih bisa senyum senyum kecut. Tapi ada apa ya,kok panitia menghampiri dengan wajah serius? Ternyata ad yang keliru pd saat MC membaca nilai hasil penjurian. Bayangkan Made Wangi Eka Budi sebenarnya ada di juara 2. Ya..ya..ya seorang Made Wangi Eka Budi ternyata mampu menundukkan traumanya itu. Guru pembinanya memang hebat,sehebat suporternya yang sembunyi di belakang layar. It’s truly yours,wangi. Selebrasinya luar biasa karena berlangsung antara benar atau tidak,kata orang lagi berada di daerah abu-abu. Akhirnya memang benar seorang Wangi  Eka Budi menjadi juara 2. Penantian yang panjang setelah 2 kali ajang serupa hanya menjadi peserta pelengkap saja… Horeeeee TIK juga panen,Kadek Krisna menjadi juara 2 dan Ade lia di juara 3…
28 Januari 2014
Resepsi ultah kemudian,ramai sekali. Tetapi lebih di ramaikan oleh pidato-pidato sambutan. Karena acaranya formal sih. Lama juga menunggu sampai lewat break makan siang. Ada acara hiburan yang lucu dari juara drama komedi. Ha ha ha, Dewi Sitanya kegenitan. Masa kepada suami dan penculiknya sama mesranya. Mana perang Rama dan Rahwana pakai senapan dan bazooka. Judulnya saja sudah asik “Dewi Sita 2014”. Memang konyol.
Dan penyerahan hadiah pun tiba. Hanya ada satu supporter  dari sekolah kita yaitu Dayu ketua osis kita, tapi hebohnya melebihi siapapun. Ternyata dia pandai memprovokasi siswa sma itu untuk ikut meramaikan suasana. Salut untuk ketua osis kita.
                The end of the task, balik kanan lah, SMPN 1 banjar will be our next stop. Menghadap Bapak Kepsek,”Terima Kasih atas kesempatan yang sudah diberikan kepada kami,Bapak”.”Dan kami ternyata tidak menyiakannya”.
                Dan saya pun berlalu, berhenti sekejap untuk menatap puncak bukit tinggi itu,” Yakin kita mampu untuk sebuah GORESAN MANIS itu”
               


Jumat, 17 Januari 2014